Friday, August 29, 2014

Profesor Sahaja Itu DibawaNya Pergi...


By  iReviewU


INNA lillahi wa inna ilayhi raaji'uun... 
Ada kesan tersendiri ketika melihat Prof Dr Ir Suhardi di DPP Gerindra dulu. Beliau 
sedang terlibat tegur sapa dengan beberapa petugas penerima tamu di luar 
ruangan utama. Sesekali ia menoleh padaku yang masih 'celingukan' mencari 
ruangan. Senyumnya menebar di wajah ikhlasnya. 

Tetapi karena tak merasa familiar, aku cuma membalas dengan senyum yang agak ditahan. Saat itu aku belum tahu tentangnya. Bahkan aku tak tahu bahwa beliau adalah Ketua Umum Gerindra, artinya beliau lah tuan rumah acara yang kudatangi saat itu. LOL. Agak malu juga.


Suhardi sevisi dengan Prabowo.
Dan aku baru menyadari bahwa beliau adalah salah satu pejabat tinggi Gerindra justeru ketika seusai acara, saat beliau dipanggil ke atas podium dan diperkenalkan dengan sangat 'excited' oleh MC Derry Drajat. Nah, kalo Derry Drajat, aku merasa 'familiar' dengannya karena jaman dia masih di IKJ dulu, kita sering bercanda dan makan bersama di kantin IKJ, di bagian belakang area Taman Ismail Marzuki.

Dan kembali ke Pak Suhardi ini, aku sebenarnya masih penasaran tentangnya. Siapa dia? Koq bisa jadi Ketua Umum Gerindra? Apa, dan di mana kiprah politiknya sebelum di Gerindra? Kenapa aku tak mengenalnya... pikirku?

Ternyata, beliau orang yang sangat istimewa. Latarbelakangnya memang bukan politik tetapi akademi. Beliau Guru Besar di UGM, Fakultas Kehutanan. Sangat jujur dan rendah hati. Orang-orang mengenalnya sebagai sosok yang sangat sahaja dan relijius. Dekat dengan mahasiswanya. Para mahasiswa menjulukinya sebagai Profesor Telo atau ketela, karena komitmennya yang sangat luar biasa pada pemberdayaan pangan lokal serta kecintaannya pula pada ketela.

Subhanallah. Saat mengetahui ini, aku bertekad untuk membuat sebuah wawancara profil dengannya. Dan itu tetap kusimpan di hati. Tapi... ternyata Allah Ta'ala lebih dulu merinduinya.
Ungkapan duka cita Prabowo di twitter.

Konon, suatu hari Prabowo Subianto tiba di Yogyakarta untuk sebuah urusan. Ia mampir ke kediaman Pak Suhardi dan minta ijin menggunakan kamar kecilnya. Di kamar kecil, Prabowo terkejut melihat toiletnya yang masih toilet jongkok. Dalam hati ia heran, koq bisa seorang Professor, Guru Besar universitas ternama... toiletnya justeru masih toilet rakyat. Pikir Prabowo, kalau ia bukan seorang sahaja dan jujur, pastilah tak demikian. 

Kesan itu kiranya sangat mendalam buat Prabowo mengingat sangat susah menemukan pribadi seperti Pak Suhardi di jaman kini. Mungkin karena kesan yang mendalam itu pula hingga Prabowo mendudukkan pria kelahiran Klaten, 13 Agustus 1952 ini sebagai Ketua Umum Gerindra... sehingga pada perkembangannya, Gerindra pun menjadi lebih Nasionalis Relijius, mengingat sebagian besar personal partainya lebih berkomitmen terhadap adab dan akhlak. 

Pak Suhardi yang meninggalkan 2 putera dan 1 puteri ini meninggal dalam usia 62 tahun, tepatnya 28 Agustus 2014. Isterinya, Dr Ir Lestari Waluyati, juga seorang akademisi, Dosen di Fakultas Pertanian, UGM. Ia meninggl setelah rawat inap beberapa hari di RS Pertamina. Kabar sakitnya pun menyebar di medsos karena baik Prabowo, Gerindra dan juga Aryo Djojo, mengabarkannya di fan page masing-masing dan mengajak semua sahabat Prabowo untuk mendoakannya. Ratusan ribu doa terpanjat. Dan ajaib, sempat ada kabar ajaib dari Aryo Djojo bahwa beliau yang sebelumnya koma, tiba-tiba mengalami kesembuhan. Dalam foto yang diupload Aryo, terlihat beliau memang jauh lebih bugar, duduk tegak di atas tempat tidur rumah sakit dan tersenyum didampingi Prabowo Subianto. Masya Allah. Aku bahkan sempat mengomentari fotonya dengan ketakjuban penuh. Dan malamnya... malam tadi, ternyata Allah memanggilnya untuk selamanya. Selamat jalan pejuang !

Seorang baik kadang membuat kita terhenyak saat kepergiannya. Begitu cepat Allah Ta'ala memanggilnya, padahal kita masih butuh kehadiran sosoknya. Siapakah sosok yang akan menggantikan posisinya di Gerindra nanti? Semoga seorang yang jauh lebih baik lagi. (*)